Soal Ujian Perilaku
Organisasi
- Sebutkan pengertian dari Organsasi dan Perilaku Organisasi
- Dalam dasar perilaku individu terdapat beberapa hal / variable yang mempengaruhi tingkat produktifitas maupun kepuasan karyawan. Menurut pemahaman anda masing - masing, bagaimanakah hubungan Usia, Jenis Kelamin, Status dan Masa Kerja Karyawan terhadap kedua hal tersebut, Jelaskan !
- Jelaskan pengertian sikap menurut anda! Dan faktor apakah yang menentukan kepuasan kerja, Jelaskan !
- Sebutkan dan Jelaskan !
a.
Faktor penentu kepribadian
seseorang
b.
Ketika anda sekeluarga pindah ke daerah lain, faktor manakah yang lebih
dominan.Menurut anda pribadi
!
- Dalam Bab. 5 telah kita pelajari tentang persepsi.
a.
Jelaskan maksud dari Perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan
realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri. Beri contoh nyata dari hal
tersebut.
b.
Sebut dan Jelaskan Faktor yang mempengaruhi persepsi !
Jawab :
1.
- Organisasi adalah penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga
menjadi suatu
kesatuan; sususan dan aturan dari berbagai
bagian sehingga merupakan kesatuan
yang teratur, gabungan kerja
sama
untuk mencapai tujuan tertentu).
- Perilaku organisasi adalah suatu disiplin
ilmu yang mempelajari suatu bidang
studi yang mengamati tentang
pengaruh perilaku individu, kelompok dan perilaku
dalam struktur organisasi dengan
maksud untuk mendapatkan pengetahuan guna
memperbaiki keefektifan organisasi.
Serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja
individual, kelompok, maupun
organisasi).
2.
- Kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa
lalunya. Karakteristik yang dipunyai
individu ini akan dibawanya manakala
memasuki lingkungan baru yaitu oraganisasi
atau yg lainnya.
a.
Umur : Dijelaskan secara empiris bahwa umur berpengaruh terhadap bagaimana
perilaku seorang individu, termasuk bagaimana kemampuannya untuk bekerja,
merespon stimulus yang dilancarkan oleh individu lainnya. Setidaknya ada tiga
alasan yang menjadikan umur penting untuk dikaji. Pertama, adanya
persepsi bahwa semakin tua seseorang maka prestasi kerjanya akan semaki merosot
karena faktor biologis alamiah. Kedua, adanya realitas bahwa semua
pekerja akan menua. Di Amerika Serikat tahun 1995-2005 sektor pekerja usia 50
tahun ke atas ternyata berkembang jauh lebih cepat dari generasi penggantinya. Ketiga,
adanya ketentuan peraturan (di amerika serikat) pensiunan yang sifatnya
perintah adalah melanggar hukum karena batasan pensiun bukanlah umur, melainkan
ketika yang bersangkutan menyatakan tidak mampu lagi bekerja. Jika terlaksana
demikian maka banyak pekerja usia 70 tahun belum akan pensiun.Selain itu, hasil
penelitian menunjukkan bahwa absensi pegawai usia tua ternyata lebih baik,
karena persoalan yang dihadapi orang tua yang menyebabkan mangkir relatif lebih
sedikit dari orang muda. Namun karena alasan kesehatan akhirnya orang tua
lebih banyak absen pada usia lanjut.Orang tua
cenderung semakin menyenangi
pekerjaannya, sehingga semakin tua, orang
lebih enggan untuk berganti-ganti
pekerjaan
dibandingkan orang muda yang selalu ingin tahu, mencoba, dan
membutuhkan pengalaman sehingga sering
berganti-ganti pekerjaan.Dari segi
produktifitas, ternyata orang tua lebih
produktif karena lebih berpengalaman,
sehingga terampil dan menguasai pekerjaan
lebih baik dibbangingkan orang
yang lebih muda. Motivasi dan dedikasi kerja
juga ternyata lebih tinggi.
Namun tidak dapat dihindari, pada usia
60 tahun kekuatan fisik tidak akan
menunjang
semangat dan pengalaman gyang tinggi tersebut. Sehingga
produktifitas akan menurun pada usia
tersebut.
b.
Jenis Kelamin : Penelitian membuktikan bahwa sebenarnya kinerja pria
dan wanita dalam menangani
pekerjaan relatif sama. Keduanya hampir sama konsistensinya dalam memecahkan
masalah, keterampilan analitis dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, dan
kemampuan belajar. Pendekatan psikologi menyatakan bahwa wanita lebih patuh
pada aturan dan otoritas. Sedangkan pria lebih agresif, sehingga lebih besar
kemungkinan mencapai sukses walaupun perbedaan ini terbukti sangat kecil.
Sehingga sebenarnya dalam pemberian
kesempatan kerja tidak
perlu ada perbedaan karena tidak ada cukup bukti yang membedakan pria dan
wanita dalam hal kepuasan kerja.Secara kodrati Tuhan menciptakan perbedaan
antara laki-laki dan perempuan dari kapasitas fisik, peran, tugas, dan tanggung
jawab dalam lingkungan keluarga.
c.
Status Perkawinan : Pemaknaan tentang pekerjaan akan berbeda antara
karyawan yang single dengan karyawan yang sudah menikah. penelitian
membuktikan bahwa orang yang telah berumah tangga relatif lebih baik dibandingkan
dengan single baik ditinjau dari segi absensi.Keluar beralih kerja dan
kepuasan kerja. Hal ini disebabkan karena oarng yang telah berkeluarga
mempunyai rasa tanggung jawab dan membuat pekerjaan lebih tertib,dan
mengganggap pekerjaan lebih berharga dan lebih penting.
d. Jumlah atau Banyaknya
Tanggungan : Banyak penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah
tanggungan dalam keluarga berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.
e.
Masa Kerja : Relevansi masa kerja adalah berkaitan langsung dengan
senioritas dalam pekerjaan. Artinya tidak relevan membandingkan
pria-wanita-tua-muda dan seterusnya karena penelitian menunjukkan bahwa belum
tentu yang lebih lama pada pekerjaan memiliki produktifitas yang lebih tinggi.
Karena bisa saja orang baru bekerja tetapi memiliki pengalaman yang lebih baik
dari pekerjaan masa lalu.sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman masa lalu
merupakan penentu masa depan seseorang dalam pekerjaan. Banyak penelitian
menunjukkan bahwa hubungan positif antara lama masa kerja dengan kepuasankerja,
artinya semakin lama seorang karyawan bekerja, maka semakin rendah keinginan
karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya
3.
- Sikap merupakan satu faktor yang
harus dipahami kita dapat memahami perilaku
orang lain,dengan saling memahami
individu maka organisasi akan dapat dikelola
dengan baik.sikap juga sebagai
pikiran dan perasaan yang mendorong kita
bertingkah laku ketika kita menyukai
atau tidak menyukai sesuatu.
- Faktor yang menentukan kepuasan kerja
1. Faktor Kepuasan
Finansial, yaitu terpenuhinya keinginan karyawan terhadap
Kebutuhan
finansial yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan mereka
sehari-hari
sehingga kepuasan kerja bagi karyawan dapat terpenuhi. Hal ini
meliputi; system dan besarnya gaji,
jaminan sosial, macam-macam tunjangan,
fasilitas yang diberikan serta promosi.
2.
Faktor Kepuasan Fisik, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan. Hal ini meliputi; jenis
pekerjaan,
pengaturan waktu kerja dan istirahat, suhu, penerangan, pertukaran
udara,
kondisi kesehatan karyawan dan umur.
3. Faktor Kepuasan Sosial, yaitu faktor yang
berhubungan dengan interaksi sosial
Baik antara sesama karyawan, dengan
atasannya maupun karyawan yang
berbeda jenis pekerjaannya. Hal ini meliputi; rekan kerja yang kompak,
pimpinan yang adil dan bijaksana,
serta pengarahan dan perintah yang wajar
4. Faktor Kepuasan Psikologi, yaitu faktor
yang berhubungan dengan kejiwaan
karyawan. Hal ini meliputi; minat,
ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap
kerja, bakat dan keterampilan.
Faktor-faktor diatas
maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor tersebut
mempengaruhi kepuasan kerja yang memiliki
peran yang penting bagi perusahaan
dalam memilih dan
menempatkan karyawan dalam pekerjaannya dan sebagai
partner usahanya
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau sepantasnya
dilakukan.
4.
a. Faktor-faktor Penentu Kepribadian
1. Faktor Keturunan
Faktor keturunan ditransimisikan
melalui ”gen”, yang berada dalam kromosom
Yang menentukan
keseimbangan hormon, bentuk fisik, dan menentukan atau
Membentuk
kepribadian. Kepribadian tidak seluruhnya dipengaruhi oleh faktor
keturunan, faktor lingkungan juga
dapat mempengaruhi bentuk kepribadian
seseorang
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat memberikan
tekanan kepada kepribadian
seseorang adalah
kultur masyarakat dimana seseorang dibesarkan, norma-norma
keluarga, teman-teman dan kelompok
sosial,serta pengaruh-pengaruh lain yang
diwariskan dari satu generasi ke
genarasi berikutnya yang terus menerus
berlangsung secara konsisten.
3. Kondisi Situasional
Kondisi situsional dapat mempengaruhi efek
dari faktor-faktor keturunan dan
Lingkungan
terhadapa kepribadian. Kepribadian seseorang meskipun relatif
stabil dan
konsisten, namun dapat berubah pada situasi-situasi yang berbeda.
Tuntutan yang berbeda pada situasi
yang berbeda dapat menimbulkan reaksi dan
aspek yang berbeda pada kepribadian seseorang. Oleh karena itu,
sebaiknya
tidak melihat corak kepribadian secara terisolasi, tetapi juga
mengetahui
bahwa situasi-situasi tertentu lebih
relevan dari situasi-situasi lain dalam
mempengaruh kepribadian sehingga dapat
dilihat adanya perbedaan-perbedaan
individual yang signifikan.
b. Yang paling dominan adalah Faktor
lingkungan
5. a. Setiap orang mempunyai pengertian akan suatu peristiwa
atau masalah yang terjadi
pada dirinya atau pengalaman. Pengertian ini akan berbeda pada setiap
individu
walaupun melihat hal yang sama. Salah satu contoh yang terjadi pada
perstiwa 11
September 2001, kehidupan masyarakat Amerika sebagian besar berubah.
Perubahan ini disebabkan oleh berbagai stereotip yang dimiliki oleh
masyarakat
Amerika tentang orang-orang Muslim.
Serangan teroris 11 September juga
menyadarkan berjuta-juta orang Muslim yang hidup di Amerika tentang kekuatan
yang menyakitkan dari stereotip. Stereotip yang ada ini merupakan bagian dari
persepsi dan membentuk berbagai penilaian yang kita buat tentang individu lain.
Persepsi yang timbul dalam masyarakat dapat berhubungan dengan pembuatan
keputusan pada individu-individu.
b. Faktor yang
mempengaruhi Persepsi :
1.
Pelaku persepsi (Characteristics of the perceiver)
Pelaku persepsi adalah penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka.Contohnya seperti seorang tukang rias akan lebih memperhatikan kesempurnaan riasan orang dari pada seorang tukang masak,seorang yang disibukkan dengan masalah pribadi akan sulit mencurahkan perhatian untuk orang lain. Menunjukkan bahwa kita dipengaruhi oleh kepentingan/minat kita.
Pelaku persepsi adalah penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka.Contohnya seperti seorang tukang rias akan lebih memperhatikan kesempurnaan riasan orang dari pada seorang tukang masak,seorang yang disibukkan dengan masalah pribadi akan sulit mencurahkan perhatian untuk orang lain. Menunjukkan bahwa kita dipengaruhi oleh kepentingan/minat kita.
2. Target
(Characteristics of the perceived)
Target adalah gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target akan
Target adalah gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target akan
membentuk cara kita memandangnya.
Misalnya saja suatu gambar dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang oleh
orang yang berbeda. Selain itu, objek yang
berdekatan akan dipersepsikan secara
bersama-sama pula. Contohnya adalah
kecelakaan dua kali dalam arena ice
skating dalam seminggu dapat membuat
kita mempersepsikan ice skating
sebagai olah raga yang berbahaya. Contoh
lainnya adalah suku atau jenis
kelamin yang sama, cenderung dipersepsikan
memiliki karakteristik yang sama
atau serupa.
3. Situasi ( Situation
Context)
Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang wanita yang
Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang wanita yang
berparas lumayan mungkin tidak akan terlalu ‘terlihat’ oleh laki-laki
bila ia
berada di mall, namun jika ia berada dipasar, kemungkinannya sangat
besar
bahwa para lelaki akan memandangnya.Secara singkat, faktor yang
mempengaruhi persepsi dapat dilihat pada gambar berikut:Tiap orang
mempunyai persepsi sendiri-sendiri karena dipengaruhi oleh perbedaan
kemampuan inderanya dalam menangkap stimulasi dan Perbedaan kemampuan
dalam menafsirkan atau memberi arti pada stimulasi tersebut. Indera
merupakan filter masuknya stimulasi dalam kognisinya, dan kemudian orang
memberi perhatian terhadap stimulasi itu untuk diberi arti. Namun
perhatian
seseorang tidak dapat menyeluruh, melainkan hanya pada aspek tertentu
saja
yaitu yang dianggap penting bagi dirinya.